Thursday, September 2, 2010

Melayat, Momen Saling Mengakrabkan


MENINGGAL dunia tidak hanya menyedihkan bagi keluarga yang ditinggalkan. Karena sudah seperti keluarga sendiri, anggota Paguyuban Moro-XIV Wilayah Timur sering merasa kehilangan saat ada anggota yang meninggal. Tahun ini tiga kali mereka merasakan kehilangan. "Sedih sekali jika ada yang meninggal," ungkap Laksma TNI (pur) I Made Renteb.

Meski sedih, sebisanya mereka tetap tegar dan mengutamakan keakraban. Mereka juga melayat saat anggota meninggal. Bahkan, saat ada keluarga anggota yang meninggal, juga dilakukan hal sama. Tidak hanya berbelasungkawa. Para anggota juga memberikan santunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. "Itu merupakan bentuk kegiatan sosial yang kami lakukan," ujar Kolonel (pur) Idrus Bahrien, sekretaris Paguyuban Moro-XIV Wilayah Timur.

Tidak hanya kegiatan sosial yang diandalkan Paguyuban Moro-XIV Wilayah Timur. Sebab, mereka sering mengadakan kegiatan insidental. Misalnya, rekreasi, reuni keluarga besar, bahkan reuni 40 tahun alumni Akademi TNI-Polri 1968. Pelaksanaannya, di AAL Bumi Moro Surabaya pada 12-14 Desember 2008. "Yang hadir sangat banyak, lebih dari seribu orang," lanjut Idrus.

Tentu saja, ketika itu mereka kangen-kangenan. Mereka mengenang masa lalu yang penuh tantangan. Memori lucu yang membangkitkan tawa sering muncul di antara mereka. Salah satunya, cerita tentang cara menata sprei. (may/c7/nda)

No comments:

Post a Comment