Sunday, June 6, 2010

Boston Celtics Sudah Miliki Penangkal Kegagalan

Boston Celtics Sudah Miliki Penangkal Kegagalan
Celtics Harapkan Kebangkitan Garnett

LOS ANGELES - Boston Celtics kembali datang ke kandang Los Angeles Lakers dengan kewaspadaan tinggi. Menjelang game kedua final NBA di Staples Center pada Senin WIB (7/6), mereka mencari sebab buruknya performa saat kalah telak pada game pertama lalu (4/6).

Evaluasi telah dilakukan oleh Celtics dengan melihat rekaman pertandingan pertama yang berakhir 102-89 untuk keunggulan Lakers itu. Tapi, point guard Celtics Rajon Rondo merasa sudah memiliki penangkal atas kegagalan tersebut.

"Berdasar rekaman, kami tak sekali pun memenangi pertarungan fifty-fifty dengan mereka (Lakers, Red). Mereka mendapatkan hampir semua bola lepas dan jauh lebih agresif. Akan sulit memenangi pertandingan jika tak mampu unggul untuk hal-hal itu," kata Rondo kemarin (5/6).

Berdasar statistik, memang Celtics kalah oleh Lakers dalam segala hal. Tapi, yang pa­ling utama adalah kekalahan soal rebound dan mencetak poin dari dekat ring, khususnya pada kuarter ketiga, yang membuat Celtics sampai ketinggalan 20 poin.

"Dalam pertandingan kemarin (Jumat, 4/6) kami adalah pembalas. Tapi, merekalah yang memulai," ungkap pelatih Celtics Doc Rivers.

Pada game pertama, Lakers mampu memanfaatkan 48,7 persen tembakan daripada Cel­­tics yang hanya 43,3 persen. Para pemain Lakers meraih 42 kali rebound daripada Celtics yang total hanya men­dapatkan 31 kali.

Salah satu faktor yang membuat Lakers bisa unggul jauh adalah tak maksimalnya peran Kevin Garnett di Celtics. Padahal, power forward 34 tahun tersebut diandalkan di dua sisi lapangan, baik saat bertahan maupun menyerang. Garnett dianggap kalah dalam duel head to head dengan Pau Gasol, power forward Lakers.

Fakta tersebut membuat Gasol berani menyatakan bahwa Garnett sudah tak sebaik dua tahun lalu, saat Lakers dan Celtics bertemu dalam final 2008. Kala itu Garnett dengan telak mengungguli Gasol sekaligus mendapatkan cincin juara pertama dalam karirnya.

"Kevin sudah kehilangan eksplosivitasnya. Dia lebih menjadi seorang jump shooter dan menjauh dari garis. Tapi, dia tetap pemain yang luar biasa," ujar Gasol.

Di usia sekarang dengan pengalaman 15 tahun di NBA, Garnett mengalami musim terburuk dalam karirnya sejak menjadi rookie. Dia hanya menciptakan rata-rata 14,3 poin, 7,3 rebound, dan 29,9 menit bertanding, yang paling rendah dalam karirnya. Pada musim reguler lalu, dia tak tampil dalam 25 laga karena mengalami ce­dera di lutut kanan.

"Sudah jelas, dia harus menyesuaikan diri dengan cederanya. Yang pasti, dia pernah berhasil melalui hal seperti itu dan melakukan hal hebat," kata Paul Pierce, rekan setimnya.

Pierce, Garnett, dan Ray Allen yang disebut sebagai Big Three Celtics memang sudah berusia di atas 30 tahun. Tapi, Celtics tak mau jika timnya disebut sudah dimakan usia dan tak mampu berbuat apa-apa saat beradu fisik seperti di game pertama.

"Kami memang bukan tim yang muda. Kami lebih tua jika dibandingkan dengan mereka, tapi tak terlalu tua. Saat kami kalah, orang bilang bahwa kami terlalu tua. Lalu, kala kami menang, itu dikatakan terwujud karena pengalaman hebat yang kami punya," tutur Rivers.

"Pemain hebat punya cara untuk memperbaikinya. Itulah yang akan menjadi pembeda antara Kevin dan pemain lain," tegasnya

No comments:

Post a Comment