Tuesday, August 17, 2010

Pelaku Industri Otomotif Optimistis Target Penjualan Tercapai


Peluang Cetak Sejarah Lampaui Thailand

JAKARTA - Pelaku industri otomotif, khususnya kendaraan roda empat, sangat optimistis target penjualan 600 ribu unit pada tahun ini tercapai. Pasalnya, hingga semester pertama tahun ini, kendaraan yang terjual dipastikan mencapai 366 ribu unit. Jika kinerja tersebut bisa dipertahankan, penjualan hingga akhir tahun bisa tembus 700 ribu unit.

"Januari sampai Mei sudah terjual 301ribu unit. Juni ini belum dihitung. Tapi, setelah berbicara dengan semua ATPM, perkiraan kami antara 63 ribu hingga 65 ribu unit juga," kata Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman MR seusai jumpa pers Indonesia International Motor Show (IIMS) 2010 di Hotel Nikko, kemarin (22/6).

Penjualan yang sangat bagus pada semester pertama juga menuntut pelaku industri otomotif lebih berhati-hati, khususnya setelah Lebaran. Menurut Sudirman, tren yang terjadi selama ini, penjualan selalu lesu setelah Lebaran. "Puncak penjualan biasanya memang terjadi menjelang Lebaran. Tapi, setelah Lebaran, biasanya langsung drop," katanya.

Sudirman menambahkan, pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan seluruh Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang bergabung dalam Gaikindo. Berpijak pada kinerja penjualan pada semester pertama, target penjualan sampai akhir tahun dinaikkan menjadi 650 ribu unit. "Kalau melihat penjualan semester pertama, prediksi hingga akhir tahun memang tinggal dikalikan dua. Hasilnya bisa sampai 700 ribu unit. Tapi, kita antisipasi pascalebaran itu," ujar Sudirman.

Jika penjualan sampai akhir tahun mencapai sekitar 700 ribu unit, kali pertama dalam sejarah Indonesia akan mengalahkan Thailand yang pada tahun ini diperkirakan melakukan penjualan di kisaran 600 ribu unit. "Semoga saja, kita lihat nanti," ucapnya.

Sekretaris Jenderal Gaikindo Eddy Sumedi menambahkan, pemerintah harus mulai mendukung peningkatan produksi dalam negeri untuk memanfaatkan kapasitas produksi terpasang yang mencapai 860 ribu unit. "Jika sudah mendekati itu, tidak mustahil target kementerian perindustrian agar produksi 1 juta unit pada 2014 tercapai," ujarnya.

Menurut Eddy, pencanangan lokalisasi produksi mobil sebaiknya segera direalisasikan oleh ATPM agar harga mobil yang saat ini masih impor (CBU) bisa lebih murah. "Mobil CBU dari luar negara yang tidak terikat kontrak ACFTA (ASEAN dan Tiongkok), misalnya dari Jepang dan Korea, terkena bea masuk 45 persen. Bandingkan dengan yang dirakit secara lokal. Biayanya bisa di bawah 10 persen," tuturnya. (gen/c2/fat)

No comments:

Post a Comment