Thursday, October 7, 2010

Diduga Ada Keterlibatan Orang Dalam


HINGGA tadi malam, keluarga Handoko menyatakan belum dihubungi penculik. Hal tersebut justru sangat memusingkan polisi. Sebab, itu berarti motif penculikan Aaron hingga kemarin masih gelap. Polisi hanya bisa menerka-nerka dan menelusuri banyak dugaan.

Berdasar hasil penyelidikan, diketahui bahwa Aaron tidak hafal nomor telepon rumahnya. ''Yang dia (Aaron, Red) hafal adalah nomor telepon papanya,'' ujar sebuah sumber di kepolisian. Apakah hal itu yang membuat para penculik belum menghubungi keluarga, sumber tersebut tidak bisa memastikan.

Tim gabungan dari Polsek Sukolilo, Polrestabes Surabaya, dan Polda Jatim sejak Rabu lalu menyelidiki rumah korban. Kapolrestabes Surabaya Kombespol Coki Manurung sampai datang dua kali.

Namun, tetap saja belum ada titik terang. Petugas masih menerka-nerka. Satu hal yang menjadi pegangan polisi adalah dugaan keterlibatan orang dalam. ''Penculikan serapi, secepat, dan seterarah itu nyaris tidak mungkin bila tidak melibatkan orang dalam,'' tutur sumber tersebut. Petunjuknya sangat kuat. Para pelaku tahu betul mobil yang membawa Aaron. Mereka juga tahu harus mengeksekusi korban di mana. Mereka juga tahu bahwa orang tua korban tengah berada di Singapura. ''Kalau tahu bahwa orang tuanya di Surabaya, tentu mereka akan berpikir dua kali sebelum menculik. Bisa jadi, orang tuanya yang menjemput, bukan sopir,'' ujarnya.

Sejauh ini, fokus penyelidikan mengarah kepada Eko Sulistyono (sopir) dan seorang PRT berinisial Dn yang sekitar sebulan lalu berhenti bekerja dari keluarga Handoko. Eko menjadi fokus penyelidikan karena menjadi saksi mata satu-satunya. Dn adalah orang luar yang tahu "bagian dalam" keluarga tersebut. ''Memang masih spekulasi. Tapi, tentu kami tidak akan mengabaikan kemungkinan sekecil apa pun,'' tegasnya.

Polisi juga menelusuri sejumlah komunitas luar Surabaya di Surabaya. ''Sebab, paling tidak, mereka bisa membantu kami dalam menelusuri pelakunya. Sebab, ada indikasi kuat bahwa pelaku bukan orang lokal Surabaya,'' terang sumber itu.

Polisi punya tiga dugaan lain. Salah satunya, persaingan bisnis. Sebab, Handoko adalah seorang pengusaha sukses. Banyak bidang usaha yang ditekuni. Di antaranya, angkutan bus antarkota PO Jaya Utama dan supermarket barang pecah belah Cafe Glass. Dugaan lainnya adalah dendam dan murni penculikan dengan motif uang. Polisi masih mendalami dugaan yang mendekati kebenaran.

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Anom Wibowo menjelaskan, polrestabes tidak ingin berspekulasi dulu soal kasus tersebut. ''Masih terlalu minim bukti yang kami kumpulkan. Kami masih harus memeriksa sejumlah saksi dan mencari sejumlah barang bukti lainnya,'' ujar mantan Kasatpidum Ditreskrim Polda Jatim tersebut. (ano/c12/nw)

No comments:

Post a Comment